https://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/issue/feedProsiding Seminar Nasional Teknologi Pangan2025-06-27T05:21:50+00:00Dr. Hadi Munarko, S.TP., M.Sisntp@upnjatim.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Seminar Nasional Teknologi Pangan 2023</strong> dengan tema <strong>“Produk Bioteknologi Berbasis Bahan Lokal untuk Mendukung Kemandirian Pangan”</strong> bertujuan untuk memberikan informasi berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh akademisi, peneliti, maupun praktisi industri serta pihak pemangku kebijakan yang berkaitan dengan inovasi dan implementasi produk bioteknologi berbasis bahan lokal pada bidang pangan, seperti proses produksi pangan yang berkelanjutan, mikrobiologi dan keamanan pangan, pangan fungsional, serta terkait dengan kimia dan biokimia pangan melalui proses integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Seminar ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan ide-ide baru dalam pengembangan berbagai kegiatan penelitian selanjutnya yang bersifat lebih kolaboratif.</p>https://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/43Kajian Literatur: Efektifitas Kandungan Nutrisi pada Makanan Fungsional Tradisional Makassar yang Bermanfaat untuk Kesehatan2025-05-08T05:29:15+00:00Debina Fettiria Kusumadedin.tp@upnjatim.ac.idFarida Indi Nur An-Nisadedin.tp@upnjatim.ac.idNabila Dwi Rahmadedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Pangan fungsional merupakan makanan dan minuman alami atau terformulasi dengan kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan manusia. Sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar menawarkan beragam makanan tradisional yang lezat dan berpotensi menjadi makanan fungsional, seperti Coto Makassar, Baruasa, dan Sarabba. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka pada berbagai sumber ilmiah<br />berupa jurnal yang berkaitan dengan pangan fungsional dan bahan bakunya untuk memberikan wadah informasi yang membahas serta menganalisis fungsi bahan pangan fungsional Indonesia yang bermanfaat bagi kesehatan. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa, makanan fungsional tradisional Makassar tidak hanya rasanya lezat, namun juga efektif berperan penting untuk meningkatkan kesehatan manusia. Diharapkan dengan adanya kajian literatur tentang efektivitas kandungan nutrisi pada makanan fungsional tradisional Makassar, dapat menjadi wadah informasi masyarakat untuk memperkenalkan makanan tradisional Makassar yang mendukung kesehatan masyarakat.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/52Aplikasi Edible Coating Berbasis Pati Bonggol Pisang dengan Inkorporasi Ekstrak Kulit Bawang Putih pada Stroberi2025-06-04T06:11:27+00:00Puji Rahmasani Mulyanaandreyusuf.tp@upnjatim.ac.idSilvia Nanda Wulansiamandreyusuf.tp@upnjatim.ac.idVidianka Tirta Fitri Azzahraandreyusuf.tp@upnjatim.ac.idAndre Yusuf Andre Yusuf Putraandreyusuf.tp@upnjatim.ac.id<p><span class="fontstyle0">Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah bonggol pisang sebagai sumber pati dan kulit bawang putih sebagai zat antimikroba dalam pembuatan </span><span class="fontstyle2">edible coating </span><span class="fontstyle0">untuk memperpanjang umur simpan stroberi. </span><span class="fontstyle2">Edible coating </span><span class="fontstyle0">berbasis bahan alami, seperti pati dari bonggol pisang yang kaya akan amilosa, berpotensi membentuk matriks film yang kuat. Penambahan kulit bawang putih sebagai antimikroba bertujuan untuk meningkatkan daya tahan buah selama penyimpanan. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa laboratorium selama empat bulan, dengan berbagai bahan dan alat yang digunakan untuk analisis kualitas stroberi. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi </span><span class="fontstyle2">edible coating </span><span class="fontstyle0">pada stroberi mampu mempertahankan kualitas buah selama penyimpanan, dengan perlakuan A2 memberikan hasil terbaik berdasarkan uji warna, uji tekstur, susut bobot, dan Total senyawa fenolik. Temuan ini tidak hanya berpotensi meningkatkan umur simpan stroberi, tetapi juga mengurangi limbah lingkungan dengan memberikan nilai tambah pada limbah pertanian</span> </p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/50Makanan Tradisional Wilayah Aceh2025-05-08T06:10:44+00:00Atzmarany Putri Arprassintadedin.tp@upnjatim.ac.idDevi Maulida Khasanahdedin.tp@upnjatim.ac.idDeasy Stefaniededin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Pangan fungsional dikenal karena manfaat kesehatan selain nilai gizi dasar, semakin mendapatkan perhatian sebagai komponen penting dalam diet seimbang. Pembahasan ini berfokus pada pangan fungsional khas Aceh, dengan tujuan untuk mengeksplorasi komposisi nutrisi, manfaat kesehatan, dan potensi pengembangan pangan tradisional Aceh dalam konteks pangan fungsional. Daerah Aceh, dengan kekayaan kuliner tradisionalnya, menyimpan berbagai pangan yang tidak hanya lezat tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan. Studi ini menganalisis beberapa jenis pangan fungsional khas Aceh, yaitu sie reuboh, kue bhoi dan kopi Gayo yang merupakan makanan tradisional yang diperkaya dengan bahan-bahan lokal. Pembahasan banyak digali dari kandungan nutrisi pangan tersebut, serta dampak kesehatan dari komponen-komponennya. Pangan fungsional Aceh memiliki potensi besar dalam mendukung kesehatan karena mengandung banyak nutrisi yang berpotensi meningkatkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dan manfaat yang bervariasi tergantung pada formulasi dan bahan yang digunakan. Beberapa tantangan dalam pengembangan pangan fungsional tradisional dan menyarankan strategi untuk mengoptimalkan manfaat kesehatan sambil mempertahankan keaslian kuliner Aceh perlu banyak dimengerti oleh masyarakat.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/49Sayur kalakai dan ikan haruan sebagai sumber pangan fungsional dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Kalimantan 2025-05-08T06:08:16+00:00Aliyyah Nisaul Jannahdedin.tp@upnjatim.ac.idNurul Istikhomahdedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Indonesia sebagai salah satu negara multikultural terbesar di dunia memiliki keragaman kuliner yang tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga kaya akan nilai budaya. Di Kalimantan Tengah, suku Dayak memanfaatkan sumber daya alam seperti sayuran tradisional kelakai yang kaya nutrisi untuk mengobati anemia dan demam, meskipun bukti ilmiahnya terbatas. Selain itu, ikan haruan yang kaya protein, omega-3 dan albumin juga digunakan dalam kuliner khas seperti roba ruan. Produk pangan fungsional berbasis kelakai dan ikan haruan memiliki potensi besar dalam mendukung kesehatan, namun eksplorasinya terhambat oleh infrastruktur dan lokasi yang terpencil. Penulisan artikel review ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa komponen yang mendorong potensi sayur kalakai dan ikan haruan sebagai sumber pangan fungsional di Kalimantan. Artikel review ini ditulis menggunakan metode studi literasi, dimana data diperoleh dari hasil identifikasi dan analisis berbagai sumber literatur yang relevan melalui mesin pencari dan database bereputasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sayur kalakai dan ikan haruan memiliki kandungan nutrisi yang signifikan termasuk zat besi, antioksidan, albumin dan mineral yang dapat digunakan untuk fungsi fisiologis tertentu di luar fungsi kedua bahan tersebut. Kesimpulan yang dapat diambil adalah sayur kalakai dan ikan haruan berpotensi besar sebagai pangan fungsional yang mendukung kesehatan masyarakat di Kalimantan namun pemanfaatan dan pemahaman manfaatnya perlu ditingkatkan.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/48Peran dan Karakteristik Ikan Inasua, AIr Guraka, dan Jus Pala sebagai Pangan Fungsional Khas Maluku2025-05-08T05:56:00+00:00Aulia Ramadhanidedin.tp@upnjatim.ac.idKaneishia Tara Ratna Ddedin.tp@upnjatim.ac.idAbharul Lubbidedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Maluku merupakan daerah yang kaya akan rempah-rempah dan makanan tradisional. Berbagai tanaman rempah yang tumbuh subur di Maluku biasanya digunakan sebagai bahan masakan, makanan, minuman, dan obat tradisional. Makanan fungsional adalah makanan yang menawarkan manfaat kesehatan lebih dari sekadar nutrisi dasar. Pangan lokal Indonesia, termasuk yang berasal dari Maluku, memiliki potensi yang signifikan untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional yang dapat meningkatkan kesehatan. Ikan inasua, air guraka, dan sari buah pala adalah contoh makanan tradisional dari Maluku. Artikel review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai peran dan manfaat bahan pangan fungsional Indonesia, khususnya dari daerah Maluku, bagi kesehatan. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur dari berbagai artikel jurnal ilmiah tentang pangan fungsional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Inasua, air guraka, dan sari buah pala memiliki potensi besar untuk diklasifikasikan sebagai pangan fungsional, karena manfaat kesehatan dari rempah-rempah yang digunakan dalam pembuatannya, seperti kandungan flavonoid dan antioksidan pada pala. Kajian ini bertujuan untuk menjadi sumber informasi untuk mempromosikan kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, dengan menyoroti potensi pangan fungsional dari ikan Inasua, air guraka, dan jus buah pala.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/47Implementasi dan Evaluasi Sanitasi Higiene di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pulau Jawa: Sebuah Telaah2025-05-08T05:53:13+00:00Rahmawati Rahmawatirahmawati.tp@upnjatim.ac.idSoraya Romadhonarahmawati.tp@upnjatim.ac.idDewi Fara Afifarahmawati.tp@upnjatim.ac.id<p>Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan salah tempat yang terlibat/dilalui dalam rantai pasok perikanan. Pelelangan ikan yang baik dan bermutu berpengaruh terhadap kualitas hasil perikanan yang akan diperjualbelikan atau didistribusikan. Dalam menciptakan kondisi TPI yang baik maka dapat diwujudkan dengan pemenuhan persyaratan dasar TPI sesuai dengan ketetapan regulasi dan dilengkapi dengan praktik sanitasi higiene. Studi ini bertujuan untuk meninjau kondisi sanitasi dan higiene beberapa TPI di Pulau Jawa, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, mengevaluasi penerapan sanitasi serta merumuskan rekomendasi untuk perbaikan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pengumpulan data berdasarkan kata kunci terkait yang dianalisis secara deskriptif. Dapat diketahui bahwa TPI di tiga wilayah provinsi yang berbeda yaitu TPI Karanganyar, TPI Tasik, TPI Bondet dan TPI Karangreja belum sepenuhnya memenuhi Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52 Tahun 2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Berdasarkan hal tersebut, rekomendasi paling tepat untuk langkah-langkah perbaikan di antaranya adalah sebagai berikut: peningkatan kualitas serta kuantitas fasilitas, peralatan dan perlengkapan, kerja sama antara pihak yang terlibat, pengadaan SOP, penjadwalan sistem audit, pengaturan pasokan air bersih, pengadaan sosialisasi terkait sanitasi higiene, dan pengadaan penelitian evaluasi sistem pengelolaan TPI.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/46Penentuan Masa Simpan Keripik Pare Menggunakan Metode ASLT2025-05-08T05:44:10+00:00Fajar Heridoan Limbongerwanadi.tk@upnjatim.ac.idMuchamad Fajar Ryan Setya Ferdianzaerwanadi.tk@upnjatim.ac.idRyan Setya Ferdianzaerwanadi.tk@upnjatim.ac.idA.R. Yelvia Sunnartierwanadi.tk@upnjatim.ac.idErwan Adi Saputroerwanadi.tk@upnjatim.ac.id<p>Studi ini bertujuan untuk menentukan masa simpan keripik pare dari UMKM Keripik Berta menggunakan metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) melalui model matematis Arrhenius. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kandungan air yang terdapat dalam keripik pare, menentukan energi aktivasi untuk penguapan kandungan air, dan masa simpan keripik pare menggunakan model matematis Arrhenius. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu membuat keripik pare, pengamatan berdasarkan kandungan air yang terdapat, menentukan urutan reaksi, dan memperkirakan masa simpan keripik pare. Penelitian ini dilakukan di Desa Galengdowo, Jombang dan di Laboratorium Riset Teknik Kimia UPN "Veteran" Jawa Timur. Hasilnya menunjukkan bahwa orde reaksi yang digunakan untuk keripik pare adalah orde nol. Dari analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa umur simpan pada suhu 10°C adalah 6,5 hari, sementara pada suhu 45°C hanya bertahan selama 4 hari. Hasil ini menunjukkan bahwa suhu penyimpanan yang lebih tinggi secara signifikan mempercepat laju kerusakan produk. Hasil dari studi ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna dalam mengembangkan lebih banyak strategi penyimpanan dan pengemasan yang efektif untuk keripik pare guna memperpanjang masa simpan setiap produk UMKM Berta Chips.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/45Pemanfaatan Sagu dan Keladi sebagai Sumber Pangan Fungsional yang Berkelanjutan di Provinsi Papua2025-05-08T05:39:27+00:00Sefira Syadza Andinadedin.tp@upnjatim.ac.idDwi Akhiriani Ramadanidedin.tp@upnjatim.ac.idSyahidah Lathifah Hasna Qolbydedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Pangan fungsional merupakan aspek penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui konsumsi makanan yang tidak hanya memberikan nutrisi dasar seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral tetapi juga memiliki manfaat kesehatan tambahan. Pangan fungsional berperan dalam hal mendorong gaya hidup sehat dan dapat menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit kronis. Papua memiliki budaya dan sumber daya alam yang sangat melimpah sehingga Provinsi Papua memiliki potensi besar untuk pengembangan makanan tradisional sebagai pangan fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dan menganalisis kandungan bioaktif dalam papeda yang terbuat dari sagu dan keladi tumbuk dimana keduanya dianggap memiliki manfaat kesehatan. Metode penelitian yang dilakukan melibatkan analisis laboratorium terhadap kandungan senyawa serat dan antioksidan pada kedua jenis pangan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papeda dan keladi tumbuk mengandung banyak serat dan senyawa antioksidan yang dapat mencegah penyakit degeneratif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pada papeda dan keladi tumbuk tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga prospek yang kuat untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan masyarakat.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/44Pendekatan Analisis HACCP pada UMKM “Singkong Keju Alvano” Sidoarjo2025-05-08T05:31:40+00:00Shafira Sarah Adzraerwanadi.tk@upnjatim.ac.idWahyu Bita Pradanaerwanadi.tk@upnjatim.ac.idNadira Ismiyatul Finanierwanadi.tk@upnjatim.ac.idArdika Nurmawatierwanadi.tk@upnjatim.ac.id,Andre Yusuf Trisna Putraerwanadi.tk@upnjatim.ac.idErwan Adi Saputroerwanadi.tk@upnjatim.ac.idAR Yelvia Sunartierwanadi.tk@upnjatim.ac.id<p>Sidoarjo merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak sentra industri makanan ringan. Untuk menjamin keamanan dan mutu pangan, diperlukan analisis untuk mencegah dan menangani bahaya selama proses produksi. Singkong merupakan bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dan nutrisi yang baik bagi tubuh. Singkong dapat diperoleh dengan mudah. Makanan olahan seperti singkong keju dibuat dari singkong yang telah dikupas kemudian dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan. Setelah itu singkong direndam dalam air garam dan bawang putih lalu digoreng dalam minyak panas. Setelah digoreng, kemudian singkong keju ditiriskan agar tidak banyak mengandung minyak goreng. Setelah itu singkong dapat diberi topping sebagai varian rasa dan siap dikonsumsi oleh konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang terjadi selama proses produksi Singkong Keju (makanan tradisional) dengan memberikan rekomendasi berupa penggunaan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh tiga hasil yang memiliki CCP, yaitu sarana sanitasi, higiene karyawan, dan label atau informasi produk. Higiene personal (pekerja) dan sanitasi (tempat produksi) sangat penting untuk menjamin mutu suatu produk pangan yang baik.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/28Manfaat Kesehatan Pangan Fungsional Khas Jawa Timur: Wedang Secang, Brem, dan Sambal Tumpang2025-05-02T06:50:08+00:00Mery Irene T.dedin.tp@upnjatim.ac.idPutri Aprilia Sabiladedin.tp@upnjatim.ac.idWahyu Putridedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Masyarakat Indonesia saat ini menggemari makanan yang memilki manfaat kesehatan atau pangan fungsional. Jawa Timur memiliki pangan fungsional yang tidak kalah dengan daerah lain, mulai dalam bentuk minuman, camilan, hingga makanan penyedap seperti Wedang Secang dari Mojokerto, Brem dari Madiun, dan Sambal Tumpang dari Kediri.</p> <p>Ketiganya memilki komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan dari makanan khas Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu studi literatur. Literatur yang digunakan ialah jurnal-jurnal yang diterbitkan 8 tahun terakhir serta buku-buku yang berkaitan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Wedang Secang : pada kayu secang yang dijadikan bahan utama wedang ini terdapat senyawa flavonoid seperti brazilin, protosappanin, dan hematoksilin. Komponen bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antioksidan. Selain itu, senyawa brazilin pada kayu secang dapat diaplikasikan pada makanan fungsional sebagai pengawet serta pewarna makanan. Brem mengandung komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti antosianin dan alkohol yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung, stroke dan kolestrol. Sambal Tumpang mengandung senyawa bioaktif yang berasal dari bahan utamanya yaitu tempe semangit serta bumbu-bumbu tradisional yang digunakan, seperti isoflavon yang memiliki sifat antioksidan, probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan usus.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/42Aktivitas Antioksidan Rumput Laut Cokelat: Studi Ekstraksi Bertahap dengan Pelarut Polaritas Berbeda2025-05-08T05:22:54+00:00Nabilla Dwi Putriabd.rohim310592@gmail.comAbd. Rohimabd.rohim310592@gmail.comMaylina Ilhami Khurniyatiabd.rohim310592@gmail.comDaning Kinanti Sutamaabd.rohim310592@gmail.comSafira Rahmadinaabd.rohim310592@gmail.com<p>Sargassum cristaefolium termasuk kelas rumput laut cokelat (Phaeophyta) yang tumbuh melimpah di lautan tropis seperti kepulauan Madura, Indonesia. Berbagai bioaktivitas menguntungkan bagi kesehatan telah dipromosikan oleh kandungan rumput laut cokelat. Pada penelitian ini, Sargassum cristaefolium diekstraksi total senyawa-senyawa fitokimia potensial antioksidannya dengan pelarut berbeda polaritas. Metode ekstraksi dikerjakan oleh instrumen Microwave-assisted extraction (MAE), menggunakan pelarut polarias rendah (aseton), polaritas menengah (etanol), dan polar (aquades) secara bertahap, berturut-turut. Pengaturan instrumen MAE adalah 1:20 sampel (g) / pelarut (ml), 5 menit, 50 oC, 700 W, 18,0 bar. Residu masing-masing pelarut pada sampel diuapkan terlebih dahulu sebelum diekstraksi bertahap oleh pelarut yang berbeda. Hasil penelitian memperoleh rendemen senyawa fitokimia tertinggi pada hasil ekstraksi polar (2,33±0,11%). Aktivitas antioksidan primer (IC50=0,99 ± 0,01 mg/ml) maupun aktivitas antioksidan preventif (IC50= 762,82 ± 30,89 ppm) terkuat ditunjukkan oleh hasil ekstraksi polaritas menengah, yang juga itu memilki kandungan total fenolik tertinggi (9,05 ± 0,18 mg GAE/g). Antioksidan rumput laut cokelat efektif diekstraksi secara menyeluruh melalui metode ekstraksi bertahap, identifikasi senyawa-senyawa bioaktifnya direkomendasikan pada penelitian berikutnya.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/41Identifikasi Karakteristik dan Potensi Pangan Fungsional Berbasis Makanan Tradisional Palembang2025-05-08T04:37:18+00:00Octavian Bagas Pramudikadedin.tp@upnjatim.ac.idNabila Zahra Inanda Maryonodedin.tp@upnjatim.ac.idWinda Yulitrianidedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatul Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Indonesia merupakan negara dengan kekayaan pangan yang berlimpah. Kekayaan pangan tersebut dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional merupakan makanan yang bermanfaat bagi kesehatan dilihat dari fungsi fisiologisnya. Palembang termasuk salah satu wilayah Indonesia dengan keragaman pangan fungsional baik yang berbahan dasar hewani maupun nabati, seperti pempek, tempoyak, lempok, dan tekwang. Masing-masing makanan khas tersebut memiliki kandungan yang beragam dengan karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggali potensi makanan khas daerah Palembang sebagai pangan fungsional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan berbagai informasi pada berbagai sumber yang<br>relevan. Keberagaman makanan khas daerah berbasis pangan fungsional tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk memaksimalkan potensi pangan lokal Indonesia.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/36Kajian Komponen Bioaktif Makanan Khas Jawa Barat sebagai Sumber Pangan Fungsional2025-05-06T04:57:05+00:00Jellyta Amelia Puspita Condrodedin.tp@upnjatim.ac.idSelvina Puspita Saridedin.tp@upnjatim.ac.idFitri Nahdaliadedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Pangan fungsional telah menjadi fokus utama karena memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan manusia. Indonesia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sehingga memiliki peluang besar untuk mengembangkan pangan fungsional berbasis bahan lokal, khususnya daerah Jawa Barat. Kajian tinjauan literatur ini bertujuan untuk menganalisa komponen bioaktif dalam makanan khas Jawa Barat yang berpotensi sebagai pangan fungsional. Literatur yang dikaji mencakup jurnal, buku, dan laporan penelitian yang relevan dan berkaitan dengan komponen bioaktif dalam makanan khas Jawa Barat seperti oncom, bandrek, colenak, dan lain sebagainya. Hasil yang didapatkan dari analisa yaitu, makanan tersebut termasuk ke dalam pangan fungsional dengan memenuhi kriteria yaitu kandungan didalamnya yang kaya akan nutrisi dan komponen bioaktif sehingga memiliki dampak yang baik bagi kesehatan seperti mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan, sebagai sumber energi, sebagai antitoksin, dan sumber probiotik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa makanan khas jawa barat tersebut dapat berperan sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/35Keanekaragaman Pangan Fungsional Tradisional Wilayah Jawa Tengah 2025-05-05T05:55:47+00:00Ezra Septiandedin.tp@upnjatim.ac.idSalsabila Putridedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Jawa Tengah merupakan wilayah dengan keanekaragaman pangan tradisional yang dapat dikembangkan menjadi suatu produk fungsional. Tujuan pengembangan produk pangan lokal menjadi produk pangan fungsional bertujuan untuk melestarikan dan memajukan produk pangan lokal unggulan sehingga dapat sesuai dengan kearifan lokal dan memiliki komponen fungsional selain dari komponen dasar suatu produk pangan. Lumpia, dawet, getuk, serabi, dan kue putu ayu merupakan beberapa contoh produk pangan lokal wilayah Jawa Tengah yang akan dibahas pada kajian ini. Artikel ini diharapkan mampu menjadi suatu sarana yang efektif dalam menemukan gagasan dalam mengembangkan suatu produk pangan lokal sehingga memiliki nilai fungsional yang dapat meningkatkan eksistensi produk pangan tradisional, memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen, serta berperan dalam mengembangkan diversifikasi pangan. Kajian eksploratif ini dilakukan dengan mempelajari beberapa literatur terkait dengan pengembangan produk pangan lokal wilayah Jawa Tengah yang akan dibahas. Hasil kajian yang didapatkan dan dibahas memiliki berbagai informasi mengenai pengembangan produk pangan lokal yang telah dilakukan. Simpulan yang didapat dari artikel ini menunjukkan bahwa produk pangan lokal memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi suatu produk fungsional yang dapat meningkatkan nilai gizi dan nilai ekonomis.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/32Pangan Fungsional Makanan Tradisional Bubur Manado, Sarabba, dan Kapurung2025-05-05T05:05:03+00:00Karina Ayu Rahmadedin.tp@upnjatim.ac.id Rheisya Nafisatun Nisadedin.tp@upnjatim.ac.idFina Miftakhul Khusnahdedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Indonesia memiliki beragam pangan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai pangan fungsional, yaitu makanan yang tidak hanya menyediakan nutrisi dasar, tetapi juga memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan. Penelitian ini mengkaji tiga makanan tradisional, yaitu tinutuan (bubur Manado) dari Sulawesi Utara, kapurung dari Sulawesi Selatan, dan sarabba, minuman berbasis rempah. Tinutuan, yang terbuat dari campuran berbagai sayuran, mengandung antioksidan tinggi dan vitamin A, menjadikannya potensial sebagai pangan fungsional untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Kapurung, yang menggunakan tepung sagu sebagai bahan dasar, memiliki indeks glikemik rendah dan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan. Sarabba, minuman berbahan jahe merah dan kayu manis, mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan-makanan tradisional ini memiliki manfaat kesehatan yang signifikan dan menekankan perlunya melestarikan serta mengadaptasi makanan tersebut untuk kebutuhan diet modern. Kajian ini menunjukkan pentingnya pengembangan pangan tradisional sebagai pangan fungsional untuk mendukung kesehatan dan ketahanan pangan di Indonesia.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/31Kandungan Nutrisi dan Manfaatnya terhadap Kesehatan : Studi Eksplorasi Potensi Pangan Fungsional Wilayah Lampung2025-05-02T07:17:25+00:00Rivo Athasanidedin.tp@upnjatim.ac.idPutri Citra Maharanidedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Lampung merupakan salah satu wilayah yang memiliki beragam makanan tradisional yang tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga sebagai pangan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan nutrisi pada makanan tradisional di wilayah lampung sangat berpotensi sebagai pangan fungsional karena dapat memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, dan membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah terkena penyakit tertentu. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengeksplorasi potensi dan memberikan informasi terkait kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan dari tradisional wilayah lampung sebagai pangan fungsional. Metode dalam penelitian ini adalah <em>literature review</em> terkait dengan penelitian berbagai olahan makanan khas Lampung seperti kue babon, seruit, tempoyak dan produk olahan lainnya. Hasil dari penulisan artikel ini yaitu, dengan membawa pengaruh positif terhadap meningkatnya kandungan gizi dalam beberapa perlakuan substitusi, membentuk energi untuk tubuh, dan memenuhi kriteria probiotik. Studi <em>literatur review</em> ini menyimpulkan bahwa makanan tradisional lampung memenuhi persyaratan dan sebagai nilai tambah sebagai pangan fungsional, yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat dalam menjaga kualitas kesehatan di kehidupan sehari-hari.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/30Pemanfaatan Bahan Dasar Pembuatan Makanan dan Minuman Khas Padang sebagai Pangan Fungsional2025-05-02T07:00:23+00:00Cindy Aprilia Mardianadedin.tp@upnjatim.ac.idAnindita, Wahyu Noer Anggrainidedin.tp@upnjatim.ac.idSabrina, Yasmin As Shofadedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi makanan dan minuman tradisional dari daerah Padang sebagai pangan fungsional, dengan fokus pada rendang, sate padang, dan minuman kawa daun. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada meningkatnya minat terhadap pangan fungsional yang tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendang kaya akan protein dan rempah-rempah dengan sifat antioksidan, sate padang mengandung lemak sehat dan protein, sedangkan minuman kawa daun memiliki kandungan antioksidan yang berasal dari daun kopi. Kesimpulan dari penelitian ini mengindikasikan bahwa ketiga produk ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional, yang tidak hanya mendukung kesehatan masyarakat tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan kuliner daerah Padang</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Panganhttps://sntp.upnjatim.ac.id/fstproceeding/index.php/sntp/article/view/29Tempoyak, Mandai Cempedak, dan Teh Liang : Makanan dan Minuman Khas Kalimantan Berpotensi Sebagai Produk Pangan Fungsional2025-05-02T06:52:48+00:00Putri Ambarwatidedin.tp@upnjatim.ac.id Satrio Eko Nugrohodedin.tp@upnjatim.ac.idDedin Finatsiyatull Rosidadedin.tp@upnjatim.ac.id<p>Indonesia adalah negara kepulauan dengan berbagai suku dan budaya yang tersebar luas. Keanekaragaman budaya ini menyebabkan banyaknya makanan khas dari setiap daerah. Kalimantan adalah salah satu daerah yang memiliki banyak makanan dan minuman tradisional khas yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai produk pangan fungsional. Pangan fungsional merupakan makanan yang memiliki komponen bioaktif yang dapat meningkatkan kesehatan atau memberikan efek fisiologis tertentu disamping untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, selain itu terdapat juga minuman fungsional yang juga dirancang untuk memberikan manfaat kesehatan tertentu. Beberapa makanan dan minuman khas di daerah Kalimantan yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan fungsional diantaranya adalah tempoyak, mandai cempedak, dan teh liang pontianak. Tempoyak dan mandai cempedak memiliki fungsi probiotik dan antioksidan yang baik untuk kesehatan, sedangkan teh liang pontianak memiliki fungsi sebagai antioksidan dan memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang baik untuk mencegah kerusakan sel.</p>2025-06-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan